Posted by Bagus Pandega On 11.51 0 comments

0


Bandung- Pemenang Bandung Contemporary Art Awards (BaCAA) #02 telah diumumkan dan sekaligus juga membuka pamerannya pada Sabtu (24/3) lalu, di Lawangwangi Art & Science Estate di kawasan Dago Giri.
Dari 478 karya yang ikut dalam kompetisi ini terpilih 24 karya finalis yang dipilih oleh Dewan Juri BacAA #02, yaitu Agus Suwage (seniman), Carla Bianpoen (wartawan), Hendro Wiyanto (kurator), Mella Jarsma (seniman), Syakieb A. Sungkar (kolektor), Rifky Effendy (kurator), dan Wiyu Wahono (kolektor). Dari karya finalis itu kemudian ditentukan tiga karya terbaik dan pemenang utama.
Sebagai pemenang utama BaCAA #02 terpilih video karya Yusuf Ismail berjudul “Eat Like Andy”. Sementara tiga karya terbaik lainnya berhasil dimenangkan oleh Octora Chan dengan karya berwujud boneka perempuan berjudul “Laura In Paradise”, lalu Eddy Susanto dengan karya lukisan berjudul “Java of Durer”, dan terakhir Bagus Pandega dengan karya multimedia interaktif berjudul “Autism Spectrum”.
Para pemenang itu akan mendapatkan kesempatan residensi di berbagai negara, sementara pemenang utama mendapatkan juga hadiah sebesar 100 juta rupiah. Yang menarik adalah para pemenang itu berasal dari jurusan Seni Patung FSRD ITB, kecuali Eddy Susanto yang berasal dari jurusan Desain Grafis ISI Yogyakarta.
Kemudian karya seluruh finalis BaCAA #02 ini akan dilelang oleh lembaga lelang internasional Sotheby’s yang akan diadakan pada bulan April mendatang di Ciputra Marketing Gallery di Jakarta.
Menurut catatan para juri misi BaCAA #02 ini tercapai sebagai salah satu peluang bagi perupa muda maupun calon seniman agar namanya dikenal di kancah dunia seni rupa. Hal itu tampak dari dominasi peserta yang bukan berasal dari kalangan seniman yang sudah cukup dikenal, tapi justru berasal dari kalangan mahasiswa seni rupa, lulusan pendidikan menengah juga tinggi bidang seni rupa, dan mereka yang mulai tertarik untuk terjun ke dunia seni rupa meskipun berasal dari berbagai macam latar belakang pendidikan.
Sementara itu karya Yusuf Ismail (Eat Like Andy, TV Installation, 04,24”, 2011) sendiri merupakan sebuah kritik Yusuf terhadap orisinalitas, uniknya kritik terhadap orisinalitas itu dipaparkan melalui sebuah karya mimikri atau meniru. Dalam videonya Yusuf tampil sebagai dirinya sendiri sambil meniru gaya menyantap burger seniman pop Andy Warhol dalam video yang dibuat oleh Warhol berjudul “Eating a Hamburger” (1982). Kemudian kedua video sang peniru dengan yang ditirunya tersebut dipajang secara bersebelahan.
Menurut para juri sepersis apapun karya Yusuf meniru video “Eating a Hamburger” yang merujuk tak akan sama persis, tapi hanya mirip dengan yang dirujuk. Disitulah muncul gagasan ambivalensi yang mengejutkan pada video karya Yusuf.
Bagaimanapun juga, karya-karya yang dipamerkan hingga 15 April 2012 mendatang ini menunjukan pada kita seni kontemporer yang ada saat ini di tanah air. Direktur ArtSociates, Andonowati, yang menyelenggarakan BaCAA ini memang berkomitmen untuk mendorong perkembangan seni kontemporer Indonesia sehingga dapat diakui dalam peta seni rupa internasional. Selain itu anugrah ini juga berfokus pada seniman-seniman muda berbakat untuk memperkuat peran serta meraka dalam ajang-ajang seni.
Untuk itu acara ini merupakan sebuah momentum penting tidak hanya bagi para seniman muda, tapi juga kemajuan seni rupa Indonesia. Sampai jumpa di BaCAA #3 dan terus berkarya! (wmn)

Read more at http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/pengumuman-anugrah-bandung-contemporary-art-awards-02/#hcQOLkp07cUY2L6b.99 
Posted by Bagus Pandega On 11.44 0 comments

Pertarungan Estetika dan Eksekusi dalam BaCAA #2

JABARTODAY.COM – BANDUNG
Pertarungan estetika atau ide kekaryaan dan eksekusi dari ide seniman masih menjadi yolak ukur pennjurian. Hal itu mengemuka dalam konferensi pers yang digelar sebelum Awarding Night, pada Sabtu, 24 Maret 2012, sore Dewan Juri Bandung Contemporary Art Award (BaCAA) #2, yaitu Syakieb Sungkar, Rifky Effendy, Wiyu Wahono, Carla Bianpoen serta Prilla Tania dan Eddy Susanto sebagai perwakilan 25 finalis BaCAA #2.
Dalam proses penjurian tahap 1 sampai yag terakhir Syakieb Sungkar mengatakan bahwa “Dalam penjurian BaCAA #2 kita tidak hanya sudah akrab antarjuri tetapi lebih mudah karena masing-masing juri sudah ditemukan pattern penjurian dan mungkin selera yang sama.”
Prosentase karya yang masuk ke dalam BaCAA #2 ini dominan karya-karya new media art seperti video dan fotografi. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh pemenang juara pertama BaCAA #1 adlh karya video art.
Secara umum dari 485 peserta yang mendaftarkan diri, lalu diseleksi menjadi 46 nominator dan 25 finalis, hingga 3 perupa dengan karya terbaik memang banyak karya-karya yang cukup memberikan kebaruan dalam hal eksplorasi ide, estetika dan eksekusi karyanya. Dari total jumlah karya yang masuk menjadi peserta sekitar 10 prosennya adalah perupa yang sudah dikenal di pasar seni rupa.
Wiyu Wahono lebih lanjut mengatakan bahwa karya para perupa yang lolos seleksi BaCAA menunjukkan peningkatan prestasi yang signifikan bagi perupa muda karena BaCAA sudah seperti “recommended lable” buat apresiasi pasar.
Namun demikian, Eddy Susanto, salah satu finalis dari Yogyakarya, menyatakan bahwa dirinya merasa nyaman mengikuti kompetisi seni rupa ketimbang pameran seni rupa. “Saya merasa lebih benyak mendapat pengalaman dengan mengikuti kompetisi daripada pameran yang cenderung saling menjatuhkan,” kata Eddy Susanto. Pada malam penganugerahan Andonowati, inisiator BaCAA beserta para dewan juri mengumumkan para pemenang karya terbaik dari 24 finalis BaCAA#2.
Pemenang terbaik pertama dengan hadiah 100 juta rupiah adalah karya video yang berjudul ”Eat Like Andy” oleh Yusuf Ismail dari Bandung yang cukup dikenal dengan karya instalasi video di beberapa even pameran dgn medium video. karya terbaik kedua adalah lukisan berseri yang berjudul ”Java of Durer” oleh desainer grafis dari Yogyakarta, Eddy Susanto. Terbaik ketiga karya seni instalasi-interaktif berjudul ”Autism Spectrum” oleh Bagus Pandega dari Bandung, terbaik urutan ke-4 adalah ”Laura in Paradise” oleh Octora Chan juga dari Bandung. Dari empat perupa terbaik yang diumumkan, 3 di antaranya diboyong oleh perupa Bandung, kecuali pemenang terbaik kedua dari Yogyakarta, yaitu Eddy Susanto. (arg)

http://jabartoday.com/lifestyle/2012/03/26/1030/2067/pertarungan-estetika-dan-eksekusi-dalam-bacaa-2
Posted by Bagus Pandega On 11.41 0 comments

Ini dia para seniman peraih Bandung Contemporary Art Award #2

BANDUNG (bisnis-jabar.com):  Ajang bergengsi Bandung Contemporary Art Award (BaCAA) #2 tahun ini kembali menghasilkan para pemenang. Tahun ini, salah satu ajang seni bergengsi tersebut mampu menjaring 485 peserta. Setelah melalui proses seleksi berkurang menjadi 46 nominator dan 25 finalis, hingga 3 perupa dengan karya terbaik.
Dari konferensi pers pada Sabtu, 24 Maret kemarin di Lawangwangi Art and Science Estate, dewan Juri BaCAA #2, yaitu Syakieb Sungkar, Rifky Effendy, Wiyu Wahono, Carla Bianpoen serta Prilla Tania dan Eddy Susanto sebagai perwakilan 25 finalis BaCAA #2 mengemuka jika pertarungan estetika atau ide kekaryaan dan eksekusi dari ide seniman masih menjadi tolak ukur pennjurian.
Dalam proses penjurian tahap pertama hingga terakhir menurut Syakieb Sungkar proses penjurian agak lebih mudah karena masing-masing juri sudah ditemukan pattern penjurian dan mungkin selera yang sama. “Prosentase karya yang masuk ke dalam BaCAA #2 ini dominan karya-karya new media art seperti video dan fotografi,” kata Syakieb. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena pemenang juara pertama BaCAA #1 adalah karya video art.
“Banyak karya-karya yang cukup memberikan kebaruan dalam hal eksplorasi ide, estetika dan eksekusi karyanya. Dari total jumlah karya yang masuk menjadi peserta sekitar 10% adalah perupa yang sudah dikenal di pasar seni rupa,” papar Syakieb dalam rilis yang dikirim panitia BaCAA #2 pada bisnis-jabar.
Menurut Wiyu Wahono anggota juri yang lain, karya para perupa yang lolos seleksi BaCAA menunjukkan peningkatan prestasi yang signifikan bagi perupa muda karena BaCAA sudah seperti “recommended lable” buat apresiasi pasar.
Pada malam penganugerahan kemarin, Andonowati sebagai inisiator BaCAA beserta para dewan juri mengumumkan para pemenang karya terbaik dari 24 finalis BaCAA#2
Pemenang terbaik pertama dengan hadiah 100 juta rupiah adalah karya video yang berjudul ”Eat Like Andy” oleh Yusuf Ismail dari Bandung yang cukup dikenal dengan karya instalasi video di beberapa even pameran dgn medium video. Karya terbaik kedua adalah lukisan berseri yang berjudul ”Java of Durer” oleh desainer grafis dari Yogyakarta, Eddy Susanto.
Terbaik ketiga karya seni instalasi-interaktif berjudul ”Autism Spectrum” oleh Bagus Pandega dari Bandung, terbaik urutan ke-4 adalah ”Laura in Paradise” oleh Octora Chan juga dari Bandung. (k57/fsi)

http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/ini-dia-para-seniman-peraih-bandung-contemporary-art-award-2

Posted by Bagus Pandega On 11.39 0 comments

Bandung artists dominate
award ceremony

BANDUNG: Host artists have dominated the Bandung Contemporary Art Awards (BaCAA) by winning three of four awards.

The winners were announced over the weekend with the first prize going to Yusuf Ismail of Bandung through his video titled Eat Like Andy. He was entitled to Rp 100 million (US$10,900) in cash prizes. Coming in second was Eddy
Susanto, a graphic designer from Yogyakarta, who presented Java of Durer.

Bagus Pandega and Octora Chan, both from Bandung, took third and fourth prizes with their respective art pieces Autism Spectrum and Laura in Paradise.

The second edition of the competition featured 485 participants who were shortlisted into 46 nominations before being reduced to 25 finalists.

The judge panel comprised Agus Suwage (artist), Mella Jaarsma (artist), Carla Bianpoen (art journalist), Hendro Wiyanto (art curator), Rifky Effendy (art curator), Syakieb Sungkar (art collector), and Wiyu Wahono (art collector).


http://www.thejakartapost.com/news/2012/03/27/bandung-artists-dominate-award-ceremony.html
Posted by Bagus Pandega On 11.37 0 comments

Pemenang Bandung Contemporary Art Awards #2

Pemenang Bandung Contemporary Art Awards #2
Yusuf Ismail juara ajang kedua Bandung Contemporary Art Awards (BaCAA) yang berjudul Eat Like Andy. Tempo/ANWAR SISWADI .
TEMPO.COBandung - Ajang kedua Bandung Contemporary Art Awards (BaCAA) tahun ini memunculkan empat kampiun. Dewan juri mengumumkannya di Lawangwangi Art & Science Estate, Bandung, Sabtu malam, 25 Maret 2012. Juara utama ditetapkan untuk video seni karya Yusuf Ismail berjudul Eat Like Andy.

Dalam video itu, lulusan studio patung Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB berusia 30 tahun ini berusaha meniru persis seniman Andy Warhol yang sedang makan hamburger. Selain mempersoalkan peniruan, Yusuf mempertanyakan tentang keaslian suatu karya. “Hal itu tidak ada lagi,” katanya.

Penghargaan utama untuk karya video kali ini mengulang keputusan dewan juri yang sama seperti tahun lalu. Salah seorang juri, Syakieb A. Sungkar, mengatakan dewan juri lebih tertarik pada karya-karya media alternatif, seperti video atau fotografi yang punya daya pukau.

“Kita sudah jenuh dengan media dua dimensi yang biasa-biasa saja,” ujarnya kepada Tempo di sela-sela pengumuman juara. Selain itu, kata kolektor seni ini, kecenderungan pasar dunia sekarang lebih ke media alternatif selain lukisan atau patung.

Pemenang lainnya di antaranya Eddy Susanto untuk lukisan uniknya berjudul Java of Durer. Pelukis asal Yogyakarta itu menggambar figur-figur dalam karyanya dengan teks asli Babad Tanah Jawi dan memakai huruf hanacaraka.

Bagus Pandega, lulusan Seni Patung ITB, juga menang lewat karya instalasi berjudul Autism Spectrum. Ia mengangkat persoalan teknologi yang melenakan hingga orang malas bergaul.

Pemenang terakhir yang juga dari jurusan Patung ITB, Octora Chan, menghasilkan karya berupa boneka. Berjudul Laura in Paradise, konsepnya tentang permainan peran manusia dan keterasingan hubungan dirinya sendiri.

Pengirim karya Bandung Contemporary Art Awards kedua ini hampir sama seperti sebelumnya, yaitu 478 karya. Proses seleksi bertahap sejak tahun lalu dilakukan dewan juri yang terdiri dari Mella Jaarsma, Agus Suwage, Rifky Effendy, Syakieb A. Sungkar, Carla Bianpoen, Wiyu Wahono, dan Hendro Wiyanto.

Karya para finalis yang berjumlah total 25 seniman akan dipamerkan di Galeri Lawangwangi mulai 31 Maret hingga 15 April 2012.

ANWAR SISWADI


http://www.tempo.co/read/news/2012/03/25/114392323/Pemenang-Bandung-Contemporary-Art-Awards-2
Posted by Bagus Pandega On 11.31 0 comments

Video artist eats like Andy Warhol, wins 2nd Bandung Contemporary Art Awards


About Me

I'm a young emerging artist interested in sounds, lights, and kinetics work to be applied in my artworks.

Contact me:

baguspandega[at]gmail.com
follow me on twitter and instagram
@baguspandega

Label

Archive