05 May 2010
Hiburan Koran Tempo
Bandung New Emergence (BN E) merupakan pameran dua tahunan di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung. Digelar pertama kali pada 2006, pameran itu bertujuan memetakan perkem-. bangan seni rupa kontemporer di Bandung melalui karya-karya perupa muda yang baru muncul. Pemilihan artis oleh seleksi kura-torial itu berdasarkan karya yang dihasilkan, atau keterlibatan mereka dalam proyek-proyek seni ataupun workshop, serta berpameran setidaknya dalam dua-tiga tahun terakhir.
Menurut1 kurator Agung Hujatnikajennong, ia selalu memakai metode dan seleksi yang berbeda-beda di tiap acara. "BNE adalah peristiwa unik yang selalu ingin menghadirkan kejutan danwacana-wacana baru yang memperkaya khazanah penciptaan dan pembacaan praktek seni rupa kontemporer di Indonesia," katanya,BNE perdana pada 2000 menampilkan karya para kelompok perupa Bandung, seperti TROMARAMA. Abstra-x, Restart, ASAP, dan Button Kultur. "Saat itu ada gejala khas seniman berkelompok dengan berbagai alasan," ujarnya.
Pada 2008, BNE menghubungkan budaya kreatif lewat mode pakaiandan musik. Peserta tak hanya perupa, tapi juga melibatkan para perancang baju dan musisi. Mereka dianggap lebih mewakili ciri khas budayaanak muda di Bandungyang menipiskan batas seni dan budaya populer, seperti GHOST (Agra Satria dan Yasmina Yustiviani), J. Ariadhitya Pramuhendra, dan Tommy Aditama Putra.Kali ini, BNE ketiga mempertemukan perupa muda dan tua li Bandung serta pengaruhnya dalam karya. Nurdian Ichsan, Prilla
Tania, dan R.E. Hartanto menjadi teman diskusi seniman-seni-man muda, seperti Bagus Pandega, Banung Grahita, Dita Gambiro, dan Dilla Martina Ayulia.BNE, kata Agung, lahir da kecewa ketika rencana membuat Bandung Bienalle padi 2001 gagal karena banyak hambatan. Agar kreativitas pim upa Bandung tetap menyala, bersama pemilik Selasar Sunaryo, mereka sepakat menggelar semibienalle rutin Bandung New Emergence. vwm6wn
0 Responses to 'Geliat Bandung New Emergence'
Posting Komentar