Dengarlah Beatles dari Mesin Jahit

Posted by Bagus Pandega On 01.43
Jum'at, 01 Mei 2009 | 09:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Alat jahit pada mesin jahit kuno bermerek Singer itu dihilangkan. Sebagai gantinya, ditanam pemutar piringan hitam model lama. Begitupun bila kita membuka laci-laci penyimpan, bukan benang dan jarum yang kita temukan, melainkan sepasang pengeras suara. Cobalah genjot pijakan kaki mesin jahit itu. Maka melantunlah lagu-lagu The Beatles dari album Magical Mystery Tour.

Di SIGIarts Gallery, di kawasan Jalan Mahakam, Jakarta, karya berjudul Singer: Magical Mystery Tour itu langsung merangsang para pengunjung untuk menjajalnya. Butuh teknik tertentu untuk menjaga tempo lagu sesuai aslinya. Bila ayunan kaki kita tak stabil, suara yang keluar pun meliuk-liuk. Ingin loncat ke lagu I Am The Walrus? Pindahkan saja jarum pembaca piringan.

Pembuatnya adalah Bagus Pandega, 23 tahun, perupa muda lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Ia mendapatkan mesin jahit lawas itu di toko loak di daerah Cikapundung, Bandung. Merek Singer membersitkan ide di benak Bagus, untuk menjadikan mesin jahit itu "penyanyi" betulan.

Matinya era vinyl dan turntable ia rayakan di karya lainnya, berjudul Untitled. Ada 80 piringan hitam ditumpuk, tapi dipotong satu demi satu untuk menyusun kontur membentuk tengkorak. Bila steker ditekan, mesin pemutar bekerja dan berotasilah tumpukan piringan hitam kematian itu.

Dua karya Bagus merupakan karya terkuat dalam pameran bertajuk "Contemporary Archeology" itu. Total ada 15 perupa Bandung yang ikut pameran. Umur mereka sekitar 25 tahun. Hampir semuanya pematung dari FSRD ITB, kecuali Erwin (Seni Rupa IKIP Bandung), Alberd Tisa Nadya (keramik, ITB), dan Yuki Agria (desain interior, ITB).

Kita tak mendapati patung dalam makna tradisionalnya. Menurut kurator Asmudjo Jono Irianto, yang juga dosen FSRD ITB, salah satu premis yang hendak dibangun adalah mencairnya batasan seni patung.

Lihatlah karya Cecilia Patricia, berupa chandelier--lampu-lampu kaca menggantung di tengah ruangan galeri. Semua bentuk lampunya ia buat menyerupai kondom berbagai motif. Ada yang bertotol-totol, berulir, berujung tajam, hingga "kondom" tumpul. "Karena ini daerah Mahakam, saya bentuklah kaca-kaca menjadi kondom," kata Cecilia. Kawasan Jalan Mahakam, Jakarta Selatan, memang bila malam hari pernah sangat dikenal dengan kegiatan seks komersialnya.

Lihat juga Play Me karya Erwin Windu Pranata. Dua kapsul besar setinggi satu meter. Yang satu dibungkus gambar terkenal kaleng sup Campbellnya Andy Warhol, sedangkan yang satu lagi mengapropriasi Jean-Michel Basquiat, lengkap dengan tulisan khas Basquiat: SAMO (same old shit). Kedua kapsul ini, bila didorong, akan mengeluarkan suara makian. Mekanisme pemberat pada kapsul selalu mengembalikannya ke posisi berdiri.

Karya-karya lainnya pun memiliki daya tarik, terutama karena kita dengan mudah mengenali benda yang "dipinjam" para seniman dalam kehidupan sehari-hari. Seperti karya Wiyoga Muhardanto, Cellphone. Ia menampilkan sebuah telepon genggam yang baterainya tengah diisi di stopkontak. Dari bentuk telepon genggamnya--kabel hingga colokan di dinding persis aslinya--membuat penonton bisa menduga bahwa itu memang telepon genggam yang tengah di-charge. Pada karya lain, The Real Thing, Wiyoga menampilkan obyek meteran listrik dan menambahkan sabuk pinggang yang terikat. Mungkin ia berpesan, hematlah listrik.

Karya-karya anak-anak ITB ini agaknya merefleksikan cara pandang yang mewakili perupa muda saat ini. Mereka main-main dengan barang sehari-hari. Tak penting mempertanyakan kedalaman ide para seniman itu. Tingkat pencapaian adalah ketika mereka mampu secara nakal dan cerdas memelesetkan pemaknaan dan fungsi benda sehari-hari. "Pameran ini seperti mengingatkan untuk memeriksa ulang perbendaharaan komoditas masa kini," kata Asmudjo. Pameran ini, kata dia, adalah arkeologi, namun dengan obyek benda-benda dari masa sekarang.

IBNU RUSYDI

0 Responses to 'Dengarlah Beatles dari Mesin Jahit'

Posting Komentar


About Me

I'm a young emerging artist interested in sounds, lights, and kinetics work to be applied in my artworks.

Contact me:

baguspandega[at]gmail.com
follow me on twitter and instagram
@baguspandega

Label

Archive